JAKARTA, klikaktual.com - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengatakan, pelaksanaan PPKM yang diperpanjang hingga 25 Juli mendatang perlu dievaluasi secara menyeluruh, bukan hanya gonta-ganti istilah.
“Harus ada evaluasi komprehensif terhadap pelaksanaan PPKM untuk mengukur efektivitasnya, bukan hanya gonta-ganti istilah,” katanya, Kamis (22/7/2021).
Menurut Netty, berdasarkan data testing yang dilakukan pemerintah turun drastis hingga 68 persen dalam tiga hari terakhir. Sementara angka positivity rate meningkat hingga 30 persen dalam sepekan terakhir.
“Klaim bahwa kasus mengalami penurunan, tidak bermakna apa-apa jika testing kita rendah,” tandas Netty.
Bagi politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, pemerintah harus memiliki indikator kuantitatif dalam mengukur keberhasilan PPKM. “Misalnya, berapa rerata tingkat BOR (bed occupancy rate) yang bisa ditolerir, berapa banyak pasien isoman yang terpantau, bagaimana dengan ketersediaan obat, SDM nakes, oksigen, APD dan alkes lainnya," ungkap istri Ahmad Heryawan, mantan gubernur Jabar dua periode itu.
|BACA JUGA: Kemenhub Bagi Sembako ke Pengemudi Ojek Online
Data kuantitatif tersebut penting diperhatikan, mengingat lonjakan kasus dan perluasan pandemi juga diukur secara angka. “Bagaimana pemerintah dapat membangun kepercayaan publik bahwa PPKM efektif jika kurang didukung angka statistik yang jelas dan transparan," jelas legislator dapil Jawa Barat VIII itu.