JAKARTA, klikaktual.com - Dalam beberapa hari terakhir, pasokan oksigen menghilang di pasaran. Kalaupun ada, harganya jauh dari normal. Merespons kondisi ini, Anggota Komisi VI DPR RI Amin meminta para pengusaha tabung oksigen medis maupun depot isi ulang oksigen, untuk tidak berlaku aji mumpung dengan memanfaatkan situasi, menaikkan harga secara tidak wajar ketika permintaan terhadap tabung tersebut meningkat.
Menurutnya, pengusaha harus berempati pada masyarakat yang saat ini sedang menderita akibat Covid-19. “Naiknya permintaan atau omzet saja sudah untung besar kok. Janganlah ditambah dengan menaikkan harga secara tidak wajar. Jangan terus cari keuntungan, berempatilah pada rakyat,” tandas Amin kepada wartawan, Senin (5/7/2021).
Lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir, berdampak pada lonjakan permintaan tabung gas di tengah masyarakat. Keterbatasan daya tampung rumah sakit juga menyebabkan tingginya masyarakat terpapar Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah, padahal banyak yang mengalami gejala sesak nafas dan angka saturasi oksigen di dalam darahnya turun.
|BACA JUGA: 46 TKA China Masuk Makassar, 20 Orang Tak Kantongi Izin
Fenomena itu, kata Amin, memicu panic buying oleh sebagian masyarakat. Akibatnya, banyak yang memborong tabung-tabung oksigen. Sehingga terjadi kelangkaan tabung dan selang oksigen yang kemudian juga berdampak naiknya harga tabung secara tidak wajar.
“Di beberapa daerah ada yang menaikan harga hingga 3-4 kali lipat dari harga normal. Ini kan aji mumpung,” tegasnya.
Politisi Fraksi PKS ini mendesak Satgas Covid-19 dari pusat hingga daerah untuk mengedukasi masyarakat agar tidak perlu panik dan membeli tabung gas jika kondisi diperlukan. Selain itu, Amin juga mendorong Satgas untuk lebih ketat mengawasi perilaku aji mumpung sebagian pengusaha tabung gas medis dan gas medis isi ulang, serta bekerja sama dengan aparat penegak hukum.
“Perkuat edukasi ke masyarakat bahwa jangan panik, tetapi harus rasional. Kalaupun sesak namun Saturasi masih bagus, artinya oksigen di tubuh masih cukup. Aparat harus saling bersinergi melakukan pengawasan karena tidak sepatutnya mengeruk keuntungan di tengah penderitaan masyarakat,” jelasnya.