JAKARTA, Klikaktual.com- Banyak yang prihatin dengan kondisi KPK saat ini. Dinilai sudah di titik nadir. Komisi antirasuah itu dianggap sudah tak seperti dulu lagi. Kondisinya makin runyam dengan permasalahan Tes Wawasan Kebangsaan yang menyebabkan tidak lolosnya 75 pegawai KPK yang disinyalir bermuatan politis.
Keprihatinan ini disampaikan Wakil Ketua Majelis Syura PKS Mohamad Sohibul Iman. “Pada dasarnya KPK sekarang berada di titik nadir yang kewenangannya sudah tidak extra ordinary," kata Sohibul seperti dikutip dari pks.id, Sabtu (29/5/2021).
Dilanjutkan Sohibul, orang-orang yang berintegritas di KPK dibenturkan dengan permasalahan kebangsaan. "Bahkan dianggap sebagai Taliban, tidak mempunyai komitmen kebangsaan yang baik, tidak memiliki pengetahuan kebangsaan yang baik. Ini cara-cara mematikan, sangat memilukan,” tandasnya.
BACA JUGA: Simpang Siur Info Penanganan Covid-19 di Jakarta, Menkes Minta Maaf
“Kalau orang yang berintegritas tidak dianggap nasionalisme dan disingkirkan, nasionalisme apa yang hendak dibangun? Yang kita inginkan nasionalisme yang berintegritas dan profesional, kalau seperti ini kita ingin membangun nasionalisme yang koruptif, tidak apa-apa korupsi yang penting teriak saya Pancasila,” lanjut Sohibul.
Dia menegaskan tak ada cara lain selain terus bersuara. “Saya kira kita harus terus bersuara dan meluaskan kritik kita. Kemarin Pak Jokowi mengeluarkan sikap tidak setuju 75 pegawai KPK dipecat, tapi kenyataannya 51 orang tetap dipecat,” tukas Sohibul.
Sohibul mengatakan apa yang disampaikan Jokowi hanya lips service. “Sementara BAKN yang mengurusi kepegawaian mengatakan proses pemecatan itu sudah sesuai dengan arahan dari Presiden. Jadi kita melihat apa yang dsampaikan pak Jokowi semata-mata hanya lips service, kenyataan di lapangan berbeda,” sesalnya.
